bosan bukan perasaan yang patut diingkari
serupa jatuh cinta
maupun pikiran malas untuk bunuh diri
atau keinginan menato seluruh tubuhmu
dengan lukisan raden saleh
rasa rasanya wajar dan rasional
menganggap bosan sekedar khayalan
tapi akhir akhir ini aku berpikir
bosan bisa jadi senyata
kemuraman radikal* seorang kapten kapal
semua ini karena aku tiba tiba teringat pertama kali kita bertemu
di sebuah pertemuan keluarga besar di margaux
kau datang sebagai pacar seorang sepupu
di tengah tengah aku bercerita tentang rencana tunanganku
kau tiba tiba menyela:
'kau kedengaran begitu yakin, nih, have some more ragout!'
garpu garpu berhenti di sekitar dagu
pacarmu, sepupuku, menepuk bahumu
sedikit terlalu keras
hahaha, aku tertawa ringan
hahahahahaha, aku tertawa lebih keras
dan meja berguncang dengan perasaan lega dan sisa cemas
you're a funny one
you're The Funny One
You're The Funny One For Me, Funny
sekarang setelah entah berapa kali main kucing kucingan
dengan sepupuku yang sekarang suamimu
bertangkai tangkai mawar di tempat sampah
sekarang yang tersisa adalah menonton Oprah
dalam diam, kepalamu di dadaku
dan kepalaku penuh dada dada baru
bukan sejarah yang bisa dihiraukan
maupun saling memahami yang mampu dicampakkan
tidak seperti di film film antonioni:
we understand each other
and we get to keep our clothes on
bosan bukan perasaan yang patut diingkari
rasa rasanya wajar dan rasional
kepalamu di dadaku dan kepalaku penuh dada dada baru
*dicuri dan dimodifikasi dari 'kemurungan radikal' di Goenawan Mohamad, Tuhan & Hal-hal yang Tak Selesai, KataKita, Jakarta, 2007, hlm. 133.
No comments:
Post a Comment