Saturday, 15 December 2007

forgive me forgive me not

bosan bukan perasaan yang patut diingkari
serupa jatuh cinta
maupun pikiran malas untuk bunuh diri

atau keinginan menato seluruh tubuhmu
dengan lukisan raden saleh

rasa rasanya wajar dan rasional
menganggap bosan sekedar khayalan

tapi akhir akhir ini aku berpikir
bosan bisa jadi senyata
kemuraman radikal* seorang kapten kapal

semua ini karena aku tiba tiba teringat pertama kali kita bertemu
di sebuah pertemuan keluarga besar di margaux
kau datang sebagai pacar seorang sepupu

di tengah tengah aku bercerita tentang rencana tunanganku
kau tiba tiba menyela:
'kau kedengaran begitu yakin, nih, have some more ragout!'

garpu garpu berhenti di sekitar dagu
pacarmu, sepupuku, menepuk bahumu

sedikit terlalu keras

hahaha, aku tertawa ringan
hahahahahaha, aku tertawa lebih keras

dan meja berguncang dengan perasaan lega dan sisa cemas

you're a funny one

you're The Funny One

You're The Funny One For Me, Funny

sekarang setelah entah berapa kali main kucing kucingan
dengan sepupuku yang sekarang suamimu
bertangkai tangkai mawar di tempat sampah

sekarang yang tersisa adalah menonton Oprah
dalam diam, kepalamu di dadaku
dan kepalaku penuh dada dada baru

bukan sejarah yang bisa dihiraukan
maupun saling memahami yang mampu dicampakkan
tidak seperti di film film antonioni:

we understand each other
and we get to keep our clothes on

bosan bukan perasaan yang patut diingkari
rasa rasanya wajar dan rasional
kepalamu di dadaku dan kepalaku penuh dada dada baru



*dicuri dan dimodifikasi dari 'kemurungan radikal' di Goenawan Mohamad, Tuhan & Hal-hal yang Tak Selesai, KataKita, Jakarta, 2007, hlm. 133.









No comments:

Post a Comment