Tuesday 26 June 2007

Of Garingotology

"Kendati begitu, Goenawan sempat menyebut nama Muhammad Alfayyadl, penulis buku tentang Derida [sic]. Penulis dari Yogyakarta yang belum berumur 20 tahun itu belajar bahasa Prancis [sic] tiap petang dan hidup dalam lingkungan pesantren. 'Dia mampu mengungkap tesis tentang teologi negatif pada tradisi Islam Sufi,' katanya." (Koran Tempo, Rabu, 27 Juni 2007, C3.)

- and whatever happened to reading Bobo and just being plain lazy?

Monday 18 June 2007

Dude Harlino Terlalu Sering di RCTI

Saya ibu rumah tangga. Keseharian saya hanya mengurus rumah dan nonton TV. Dan kebetulan hanya RCTI yang bagus siarannya. Saya mau usul, kalau bisa jangan Dude Harlino terus yang main sinetron, lama-lama jadi bosen. Setiap hari pasti ada dia, kan masih ada artis-artis lain. Terimakasih genie.

    Sarah Triharti
   
Kebumen - Jawa Tengah

- genie[us], Edisi 01-Tahun Ke IV [sic but who cares!], 04-10 Juni 2007.

Sunday 17 June 2007

Bulk (1)

NJONJA TERHINDAR DARI KEPOETIAN,

    KAPAN NJONJA SERING - MAKAN :

HARMONIE - PILLEN

Speciaal boeat kaoem istri goena menghindarken dan menjemboehken gadis dan iboe dari penjakit Kepoetian (Pektaij of Wittevloed), dateng boelan tida tjotjok, tida bisa dapet toeroenan jang sehat.

HARMONIE-PILLEN poen menambahken katjahajahan paras moeka, katjantikan jang gilang-goemilang dan mentjotjoken penghidoepan orang prampoean sebagi gadis dan iboe, soepaja perobahan dalem badan pada waktoenja bisa ambil tempat serba tjotjok zonder mengganggoe kasehatan kaoem istri.

HARMONIE-PILLEN tjotjok boeat IBOE dan GADIS di Indonesia goena basmi segala rerasahan dan ganggoean kasehatan. Per flacon 200 pil f 6.— 100 pil f 3.—. Kirim wang lebi doeloe, vrij ongkos kirim.

Ini pil soeda 20 TAHON terkenal kamandjoerannja jang belon perna gagal boeat tjega dan menjemboehkan kaoem istri dari penjakit kapoetian (pektaij of Wittevloed). Kita poenja kwaliteit sekarang lebi bagoes dari bebrapa tahon jang soeda, kerna zonder bantoean "Obat Pompa", ini obat sekarang bisa menjemboehken lebi lekas penjakit kapoetian. Toch harganya tinggal tetep moerah, tida dikasi naek.

Boekhandel "Sunrise", Batavia.




Saturday 16 June 2007

CXVIX

Ini mungkin tidak akan menjadi sesuatu yang utuh:

Aku hanya ingat tentang kau di beranda rumah orang tuamu di Lismore
pohon mangga di sudutnya masih kuncup, banjir belum lama surut
tanah masih berdarah seperti langit sebelum jam enam.
Bau pohon gum. Knalpot ute yang mendentam.

Kau seperti sedang bersenam tai chi, atau falun gong, atau hanya salah satu
Broadway numbers yang kau hapalkan dari kaset-kaset VHS dari Harry's.
Rambutmu sudah abu-abu. Berandamu sekarang tertutup kasa nyamuk,
Tidak seperti dirimu dulu yang senang dengan angin semriwing dari kutub.

Kau sedang memandang ke luar, ke pinto Co-Op yang masih tertutup,
muka Rosalind tua yang tergambar di sekelilingnya. Hidung yang bercuping lebar
tepat di atasnya. Aku masih ingat waktu kau tiba-tiba bilang di kali ketiga kita bertemu, "Berarti selama ini orang-orang masuk keluar lewat mulutnya."

Kau meleleh di mataku. Udara seperti menekan ujung-ujung jarimu
untuk melengkung, membulat, membentuk tinju. Betapa susah
untuk mengenang kenangan seperti aslinya. Tidak seperti mengagumi foto hitam putih
Jendral Sudirman ditandu Oerip Soemohardjo di buku sejarah anakku.

"The smoke-flowers are blurred over the river," ya, ya, terus apa lagi
yang kau lihat di seberang sana? B&B mungil bercat biru di Watego's
satu unit lagi kali ini dengan pemandangan satu juta dolar di utara jembatan,
pensiun awal dengan super-annuation yang super dermawan.

Kenapa kita pernah heran kenapa kita tidak pernah bisa utuh?

Friday 8 June 2007

-

aku suka kok.

aku suka, banyak hal yang tak dijelaskan di situ. tak berlanjut. tak ke mana-mana. heavy stupid conversations yang mengambang bersama asap lints, kemudian lenyap begitu saja. ditelan postcard bergambar pantai, daun pisang, dan tumpukan kelapa. lirikan yang tak dibalas. nona napitupulu genit yang ngambek nangis kemudian berhenti begitu saja. you see dead people and you move on. ragam cakapan baks yang tak ada artinya, tapi di bibir-bibir basah itu, kedengarannya lucu-lucu saja.

aku suka, aku suka.

nico bagus juga, comedic timing seperti rolex anna kournikova. setelah that bioprick gie, what a guy. biarkan saja dia tengil ya. nona napitupulu, don't know how much time she spent with you, but when she smiles and shows her gum she kinda looks like you.

mereka kelihatan dan terdengar terlalu tua, dan di cambridge spring adalah lent, tapi yah, apalah arti waktu, ketepatan terma, dan sebagainya.

ESORAIS M'HOS EKDIKA PASKHO!

maksud lo?

tigs

hars

baks

unts

slams

good they you do.


Tuesday 5 June 2007

3 Tahun Sebelum 3 Hari Sebelum 3 Hari Untuk Selamanya

Mungkin hanya kau yang tahu surat ini ditujukan untukmu.

Semuanya sudah hampir punah dari ingatanku. Danau itu. Anak-anak berbawahan abu-abu, nasi gila, air mancur jam dua, udara yang rasanya bergetar dengan keheningan yang sempurna. Kita di jantung kota, dan di sini masih ada sepi rupanya.

Di situlah, di balkoni rumah nenekmu, di meja sempit yang dipenuhi monitor komputer merek nondescript, kaleng Bintang, dan tumpukan kotak Marlboro Lights, Ambar dan Yusuf lahir. Aku menyaksikan semuanya dari balik jendela yang patah daunnya, memegang pensil dan notepad spiral di pangkuanku. Berusaha melahirkan anak-anakku sendiri.

Aku tak pernah berhasil. Otakku tak sesubur otakmu. Atau mungkin semuanya tak ada hubungannya dengan otak. Hanya aku yang menganggapnya begitu.

Aku tak pernah suka dengan skripmu. Aku katakan bukan waktu itu, ini semua hanya anekdot-anekdot yang meledak di kepalamu. Dan kau cukup puas hanya memunguti serpihan-serpihannya kembali. Seni tidak selalu harus punya arti, jawabmu.

Aku akan sabar menunggu. Sudah. Tinggal tiga hari lagi. Akan kita lihat, siapakah yang benar. Setelah draft ke-32 kau menolak menunjukkan skripmu padaku, jangan ketawa, begitu sergahmu, ini karyaku.

Oke. Bahuku naik tanpa dipandu. Kalau itu yang kau mau. Aku sendiri tak pernah peduli dengan nasib anak-anakku. Aku tak pernah memanggil mereka 'karyaku'.

Aku selalu berpikir, bekalmu dalam hidup adalah mimpi. Dan mimpi-mimpi orang lain yang bergandengan tangan dengan mimpimu. Sementara aku lebih bersemangat memenggal lengan-lengan mimpi itu, dan mengaspal jalan dengan kelakar dan makian. Aku tak percaya pada seni maupun keindahan hidup ini.

Kau percaya pada begitu banyak hal. Termasuk bualanmu sendiri. Aku? Aku terlalu pintar untuk percaya. Itu saja.

Di SMP kita diajari bukan, dua garis yang sejajar tak akan pernah bertemu. Itulah kita.

Selamat,

Elvis Travis.