Mungkin hanya kau yang tahu surat ini ditujukan untukmu.
Semuanya sudah hampir punah dari ingatanku. Danau itu. Anak-anak berbawahan abu-abu, nasi gila, air mancur jam dua, udara yang rasanya bergetar dengan keheningan yang sempurna. Kita di jantung kota, dan di sini masih ada sepi rupanya.
Di situlah, di balkoni rumah nenekmu, di meja sempit yang dipenuhi monitor komputer merek nondescript, kaleng Bintang, dan tumpukan kotak Marlboro Lights, Ambar dan Yusuf lahir. Aku menyaksikan semuanya dari balik jendela yang patah daunnya, memegang pensil dan notepad spiral di pangkuanku. Berusaha melahirkan anak-anakku sendiri.
Aku tak pernah berhasil. Otakku tak sesubur otakmu. Atau mungkin semuanya tak ada hubungannya dengan otak. Hanya aku yang menganggapnya begitu.
Aku tak pernah suka dengan skripmu. Aku katakan bukan waktu itu, ini semua hanya anekdot-anekdot yang meledak di kepalamu. Dan kau cukup puas hanya memunguti serpihan-serpihannya kembali. Seni tidak selalu harus punya arti, jawabmu.
Aku akan sabar menunggu. Sudah. Tinggal tiga hari lagi. Akan kita lihat, siapakah yang benar. Setelah draft ke-32 kau menolak menunjukkan skripmu padaku, jangan ketawa, begitu sergahmu, ini karyaku.
Oke. Bahuku naik tanpa dipandu. Kalau itu yang kau mau. Aku sendiri tak pernah peduli dengan nasib anak-anakku. Aku tak pernah memanggil mereka 'karyaku'.
Aku selalu berpikir, bekalmu dalam hidup adalah mimpi. Dan mimpi-mimpi orang lain yang bergandengan tangan dengan mimpimu. Sementara aku lebih bersemangat memenggal lengan-lengan mimpi itu, dan mengaspal jalan dengan kelakar dan makian. Aku tak percaya pada seni maupun keindahan hidup ini.
Kau percaya pada begitu banyak hal. Termasuk bualanmu sendiri. Aku? Aku terlalu pintar untuk percaya. Itu saja.
Di SMP kita diajari bukan, dua garis yang sejajar tak akan pernah bertemu. Itulah kita.
Selamat,
Elvis Travis.
bravo, another great and honest review...
ReplyDeletesekarang sudah 3 mingguan setelah 3 hari untuk selamanya (ga 3 minggu juga sih, maksa aja..hehe) jadi, bagusan mana, ide awal lo, atau ide yang sudah terlanjur tereksekusi?
ReplyDeleteim so sorry i was very lazy with replies, i really regret that. thanks and where are you guys now? (on twitter? :))
ReplyDelete