Tuesday 20 January 2009

Pintu Terlarang

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Cult
Joko Anwar
Gala premiere Studio XXI - EX Jakarta 20 Januari 2009 21:25 never have i seen so many poseurs gathered in the one place since parc circa 2004

SPOILERS ALERT !

pintu terlarang mulai sebagai cerita pesugihan klasik: gambir seorang pematung kolekdol superlaris langganan kokohkokoh penikmat seni yang jadi terkenal dengan seri patung maternal moods-nya yang berbentuk ibuibu bunting dalam berbagai pose ashtanga yoga. tapi ternyata dia punya rahasia klenik: dalam setiap perut bunting itu ia menyimpan fetus bayi yang dibelinya dari klinik aborsi ekslusif mirip erhalogy tapi tanpa kedai häagen-dazs di lobi. ia mulai melakukan ini sejak dipaksa istrinya thalida untuk menyimpan fetus bayi mereka sendiri yang mereka aborsi di situ waktu mereka belum terikat dalam holy matrimony. tapi kemudian film ini jadi lebih kompleks. gambir seperti layaknya protagonis dalam filmfilm pesugihan mencoba lepas dari ikatan pesugihannya ia mau jadi orang baikbaik saja seniman tanpa beban moral kismin tak apa ia tak mau lagi bikin patungpatung ibuibu pertiwi hamil tua (dengan fetus beneran dalam perut mereka). tapi tentu saja iblis dalam wujud koh jimmy art dealernya tidak mengijinkan jimmy mengaborsi karir kolekdol mereka berdua dan seperti layaknya protagonis dalam filmfilm pesugihan gambir terus saja membuat patungpatung hamil tua dengan fetus beneran dalam perutnya itu di bawah catholic guilt (more on this later) luar biasa. mungkin beban moralnya ini yang membuatnya jadi sering melihat tulisan 'tolong saya' di manamana. apakah ini teriakan arwah fetusfetus yang dikaryakannya ? atau teriakan minta tolongnya sendiri ? so rosemary's baby. rosemary's dead babies ! dalam stres berkepanjangan ini gambir menemukan dirinya tibatiba di sebuah secret club bernama herosase yang ternyata sebuah tempat yang mungkin bisa dideskripsikan dengan nama peep-shows for sadists. tiap kamar berisi televisi daftar menu berisi namanama orang dan remote control. ternyata setiap channel di tv itu menayangkan footages yang keliatannya diambil dari hidden cameras di rumah orangorang yang melakukan kegiatankegiatan self-mutilation seperti menyulam tangannya sendiri (dicontek dari bulan tertusuk ilalangnya garin ?) atau mutilation unto others seperti dungeon berisi lakilaki bertudung menyodomi paksa lakilaki lain (pulp fiction ?) dan yang jadi channel favorit gambir: anak yang disiksa orangtuanya sendiri. arie hanggara: director's cut. gambir yakin anak itulah yang selama ini mengirim pesan tolong saya kepadanya. sejauh ini film jadi lebih menarik walau lambat nian menceritakan ceritanya seperti review ini juga tapi dari kisah pesugihan biasa ia menjadi satir psikologis yang oke punya. gambir yang selalu mengikuti kemauan orang lain—istrinya (yang menyebutnya lelaki lemah) koh jimmy ibunya yang selalu mengritiknya kenapa belum punya anak juga (gambir dianggap impoten oleh ibunya. seperti kisah jake di fiesta/the sun also rises-nya hemingway mulai saat ini pintu terlarang juga jadi semacam wasteland/(in)fertility myth yang penuh dengan usaha menulihkan ketidaksuburan gambir/kehidupan manusia)—dalam kefrustrasian eksistensialnya mendera diri sendiri dengan secara masokis menonton channelchannel jahanam ini (cinemaxxx ?). tapi mendera diri sendiri/jadi masokis pun ia hanya bisa melakukannya secara virtual lewat tv ! betapa ironisnya ! bukti betapa memang benar ia lemah ! satir yang bagus bener tentang kehidupan urban circa 2000-an di mana kita lebih senang menikmati realitas pre-loved lewat tv/youtube/tivo/youporn. singkat cerita gambir yang semakin didera perasaan bersalah tidak bisa menyelamatkan anak yang disiksa ortu di channel favoritnya tadi akhirnya terpaksa menyaksikan si arie hanggara II ini menggorok leher kedua ortunya waktu pulas tidur kemudan menggorok lehernya sendiri. revenge of the arie hanggaras ! tapi ini juga berarti episode tamat dari film seri favorit gambir ! o what would he do for a re-run ! saat kelimpungan mencari channel lain gambir menemukan di daftar menu channel 13: thalida sasongko istrinya sendiri ! di situlah ia menemukan bahwa selama ini ternyata istri temanteman bahkan ibunya sendiri bersekongkol supaya temanteman itu tidur dengan istrinya supaya mendapatkan keturunan (atas ijin bahkan usul ibunya). di situlah titik balik bagi gambir. dalam kemarahan yang amat sangat ia lupa bahwa dirinya seharusnya lemah dan perlu segera berobat ke mak erot dan dengan licin merancang sebuah pembalasan dendam yang begitu sadistis: ia mengundang semua orang yang selama ini telah menunggangi hidupnya ke sebuah christmas dinner. selanjutnya adalah sebuah scene anti-communion yang sungguh fun sekaligus sadistis. perjamuan terakhir ? sindirsindiran antara yesus dan yudas ? ngebencong doang dibanding scene yang dalam sepuluh menit dalam ke-graphic violence-annya berhasil jadi sama memuakkannya dengan 145 menit (premiere version) salò-nya pier paolo pasolini. gambir meracuni tamutamunya dengan obat yang membuat mereka paralitik masih bisa mendengar melihat dan berpikir tapi tidak bisa bergerak selama 10 menit dan sambil membacakan monolog yang tidak begitu jelas kedengaran dari artikulasinya yang buruk sambil ketawa ketiwi menyembelih mereka satu persatu. siapa yang tidak akan bahagia menonton henidar amroe dibenamkan mukanya sampai mati di mangkok es buah dan marsha timothy ditembak kepalanya sampai otaknya terceraiberai di meja makan (ternyata dia punya otak) ? selain fun scene ini juga makes total sense. gambir telah dibikin numb oleh channelchannel voyeuristis sadis di herosase dan sekarang ia hanya nyengirnyengir puas waktu menggorok ario bayu dan menancapkan matanya di gagang gelas anggur. apakah kita telah dibikin senumb gambir juga sehingga kita bisa tenangtenang saja menonton scene ini malah tersenyum penuh syukur o lucunya ? dan yang lebih penting lagi gambir yang dulunya sekedar penonton masokis di depan tv yang menayangkan channelchannel gore di herosase sekarang berubah menjadi aktor utama super sadistis yang mempersembahkan episode unggulan dalam film seri channel 13 starring thalida sasongko (karena seperti dari footage koh jimmy yang darahnya muncrat dan menumpahi lensa kamera di depannya waktu lehernya digorok kita tahu bahwa christmas dinner ini pun direkam oleh hidden camera herosase) ! the objectified becomes the subject ! the oppressed becomes the oppressor ! atau mungkin selama ini gambir adalah aktor utama di channel 14 herosase: sebuah bildungsroman gore seorang psikopat, pollock meets braindead ? sampai di sini pintu terlarang seperti penyempurnaan kala film joko anwar sebelumnya yang juga berusaha mengkombinasikan cerita legenda dan gore kacangan dengan kritik sosial. sampai di sini sangat berhasil. ceritanya lebih seru dan kritiknya juga nyampe. sayangnya setelah scene christmas dinner ini masih ada tiga scene lagi yang malah seakan mengingkari argumenargumen film ini sendiri. film ini jadi berubah menjadi sebuah bathtub story seperti cerita2 tentang monster bertetek lima yang mengejarngejar kita dengan sinar laser yang memancar dari putingputingnya tapi kemudian untungnya ini semua cuma mimpi dan nenek sudah menyediakan segelas susu coklat dan roti pake meisjes warnawarni buat sarapan yang sering kita karang waktu SD. karena ternyata anak kecil yang disiksa tadi adalah gambir sendiri dan gambir yang sebenarnya ternyata sekarang meringkuk di salah satu sel bawah tanah di museum fatahillah yang sudah disulap jadi sanatorium. seluruh film ini termasuk scene gorrific christmas dinner tadi semuanya ternyata hanya ada di kepalanya ! mungkin juga memang film pintu terlarang ini hanya satu dari sekian banyak film yang sudah berputar di kepala gambir sejak di umur delapan tahun ia menggorok leher kedua orang tuanya tapi tidak menggorok lehernya sendiri seperti dalam aborted bildungsromannya versi pintu terlarang dan kemungkinan ini lucu juga tetapi tetap saja secara filosofis scene in bikin kentang. apalagi setelah ini seperti layaknya dalam kebanyakan ceritacerita sekar ayu asmara penulis transexual novel pintu terlarang yang ceritanya diadaptasi jadi screenplay oleh joko anwar masih ada lagi juga twist yang seperti juga di ceritacerita sekar ayu asmara yang lain mungkin dimaksudkan untuk menunjukkan betapa banyaknya twists dalam kehidupan manusia atau mungkin di kepalanya sendiri: gambir yang telah keluar dari sanatorium ternyata telah jadi romo* yang dengan tekun mendengarkan pengakuan seseorang yang baru saja membunuh istrinya sendiri. o how ironic life is and how hypocritical our deeply religious semi-urban society ! dan film pun berakhir dengan shot patung bunda maria. saya tidak ingat patungnya bunting atau tidak.



*p.s. apakah akan pernah ada film yang mengandung kritik sosial macam ini termasuk kritik terhadap hipokrisi moral yang berlandaskan nilainilai agama di indonesia tapi memakai setting makanmakan lebaran dan kultum di masjid ? kassian aja agama kristen/katolik selalu disuruh memanggul salib dosa semua agama yang telah turut berkontribusi dalam kebobrokan moral ini.

Thursday 8 January 2009

The Latitudes of Heterosocial Motility within Homosexual Desire in Matthew Lewis’s The Monk*


textual authority, propelled, in part, by capitulation to sexual desires,

governed by nefarious intervention, the manner by which egregious schemes transpire,

a patriarchal authority relegated by requisite friendship:


“Let us forget the distinctions of sex, despise the world’s prejudices, and only consider each other as Brother and Friend. Live then ! Oh ! live for me !”


homosocial sentimentality, but also the protean and indistinct characterization of the relationship in which they thrive !

 

sexualized command and feminine influences enfeeble power,

privilege the woman within the male/female binary. in turn.

the seeming intermediary between semiotic motilities pervades the confines of

homosocial sphere via the confluence of feminine and occult autonomy—Lucifer himself.


to this end, the Devil’s synchronous “maleness” and “femaleness,”

in conjunction with his supernatural predominance, ultimately establishes his victory:


“I had already triumphed: My plots had already succeeded. Scarcely could I propose crimes so quick as you performed them. You are mine, and Heaven itself cannot rescue you from my power.”


Satan deftly maneuvers within the homosocial and heterosexual bonds,

forging mastery through the conflation of his own desires with God's profligate sexuality.

 

what would Man do ?


“Endanger his own position as a subject in the relationship of exchange: to be permanently feminized or objectified in relation to other men ? Temporarily compromising his masculinity in order to gradually vanquish his ecclesiastical, yet pretentious, proclivities ?"


          

‘Thine, ever thine!’ murmured the Friar, and sank upon her bosom.'


Satan’s masculine existence as a woman “penetrated” by the other man’s emancipated sexuality, hid masculine force. Though at first prostrate within a female body, Satan perspicaciously transposes the idealization of masculinity into the egregiousness of his female counterpart, thus demonstrating His artful role as an object of both homosocial and heterosexual desire.

 

“Those afflicted or affected by psychosis have put up in its place the image of the Mother: for women, a paradise lost but seemingly close at hand, for men, a hidden god but constantly present through occult fantasy.” (emphasis thine !).




*cobbled from here

The Latitudes of Homosocial Motility within Heterosexual Desire in Matthew Lewis’s The Monk*


i was reading the monk when i realised i was in paris with my mum. it was early morning, still dark, and she had already gone for her morning walk. she had been taking pictures of unemptied rubbish bins around champs-élysées and abandoned rent-a-bikes everywhere that she said look like dead bodies.

'they used to push a lot of maghrebiens into the seine you know.'

i dont remember what i said in return. but i was reading the monk and had gotten to the bit when rosario/matilda was sent to the dungeon with the baby still in her belly, and i found it hard to think about death in such a beautiful city. though i saw the bullet holes on the walls of buildings near where the paris commune was. i stuck my index finger in one of them and the sandstone felt cold.

'they used to drink their blood.'

my mum makes things up all the time, she lies like ambrosio, but sometimes its hard to read her expression, if shes seriously joking or has gone totally bonkers. she hates black men too. she once refused to watch hotel rwanda because she didnt feel like watching a bunch of negroes shooting at each other. i was up to page 434 as i thought of these things.

'why dont you go with us to nice its nicer there.'

nice one, mum. i hate finishing off a good book. i wish it would go on forever. thats why i sometimes read a book back to front so it ends where it begins and thus never ends. hows that for a bushism. trés zen, non !? i dont have an exit strategy for this poem but thats alright coz i do not accept responsibility for it or for any other thing in my life. i think i should never have started it in the first place.



*pilfered from here



Wednesday 7 January 2009