Monday, 26 May 2008

pi lih


di depan klenteng bergenteng naga itu pilihannya selalu sama, sayap yang utuh, atau dada yang disuwir-suwir seperti berita

tentang ibumu yang menolak meninggalkan rumah dan kakakmu yang datang dengan pedang di hatinya.

tapi waktu kalian bercakap, semua itu tak ada, hanya nostalgia tentang Kota Tua, bistik Belanda, dan mrica berwantek merah muda

menyewa video Megaloman, Beta, dari bapak-bapak rental keliling yang menenteng tas tenis tua, merek Head. Yang mencatat tanggal di sobekan karton

pembungkus Buavita. Cinta diberikan dan kita memberikan cinta, kalimat itu muncul tiba-tiba, dari bau jelantah dan nasi basah yang menyelip di rusuk-rusuk tikar

katakan itu pada Gaban! seringaimu pada malam yang mulai susut, lampu-lampu rem yang mengedut

kau belum juga berubah! sergahnya, mulutmu masih menyembunyikan tikus-tikus kecil bergigi runcing, rambutmu masih tegak tersapu angin, bibirmu masih seperti Mimin.

sudahlah kak, kita di sini bukan lagi untuk memperdebatkan siapa yang paling cantik, Laura atau Mary, atau siapa yang paling baik di mata Pa

atau iya? aku benci malam ini tidak ke mana-mana. kalau bisa aku ingin tahu serigala macam apa yang bersembunyi di prairie hatimu. dan ibu.

dan dia hanya tersedak, dan gelas nasgitel terbang bersama ujung jarinya. kelihatannya, dan dalam hati kau tahu itu, hidup sudah berlaku lebih kejam padanya.

mungkin lebih baik aku datang ke rumah saat orang-orang sibuk siesta dan kalian tak ada di dalamnya. aku meninggalkan notes di bawah jok sepeda seperti biasa

kak, bu, adik mampir untuk minum, sekarang hari selasa kliwon, pukul dua. mungkin itu akan lebih meninggalkan harapan.

dik, akhirnya dia berkata, di kota ini gerimis hanya asam, kuda tak berhenti di tengah hutan, dalam satu siang, bisa saja kami berada di empat tempat bersamaan.

untuk apa bicara tentang kemungkinan, sementara malam pun belum genap, dan masa lalu masih begitu mengerikan?

di pasar, adikku, orang-orang masih berbenah, dan di kafe itu, mereka masih menyilangkan siku. untuk apa membayar bon yang belum jatuh waktu?

entahlah, kata-katamu selalu terdengar seperti pepatah. aku hanya ingin cerita yang lain, hati yang utuh, ketel yang tak pernah dingin.

sambil membenarkan dudukmu, kau mengarahkan pandang ke matanya yang keruh seperti kelereng taruhan, kaosnya yang kedodoran.

hanya yang dari tadi diam saja bisa melihat, urat-urat di punggung tanganmu mengeras, seperti sungut-sungut naga di bawah bulan di atas.



13 comments:

  1. jadi...aku yang perhatiin uraturat punggung tanganmu?

    ReplyDelete
  2. iya, aku 'dari tadi diam saja', tapi melihat semuanya hihihi

    ReplyDelete
  3. aku yang melihat mereka bercakap-cakap? aku yang bilang cinta diberikan dan kita memberikan cinta?

    ReplyDelete
  4. hihihihi...jadi aku itu....sok tahu?

    ReplyDelete
  5. keindahan itu terletak pada ketidakmampuan untuk mengerti
    kepasrahan yang akhirnya diserahkan cumacuma karena tak ada yang mau membelinya walau sudah diberi potongan harga.

    lebih baik menjadi laura yang menonjok jika marah dan berlari jika sedih karena mary seperti malaikat membosankan. cantik dan ia harus membayar dengan tak mampu lagi memandang keindahan.

    grace kecil seperti boneka sempurna bermata biru dengan jaket bulu kelinci yang harus segera dilepaskannya karena tak baik jika seorang mengagumi keindahannya sendiri dan menikmati pemujaan dari sekitarnya. sesaat boleh. berlebihan tak pernah baik.

    ma tak pernah memperlihatkan telinganya tersembunyi manis di balik rambut. mungkin lelaki seperti pa akan membuat orang bosan dan bunuh diri karena kekakuannya tapi itu kan hanya dalam pikiranku saja.

    bagaimana dengan almanzo anak tani yang makanannya sedapsedap? jika ia jago masak tentu akan jadi pasangan yang menyenangkan.

    akankah laura lebih bahagia jika menyeberang jembatan ke terrabithia? kurasa ia tidak akan mati terseret arus dan bahagia berkuasa atas makhlukmakhluk di hutan.

    sayang ia tak pernah merasakan nikmatnya makan gorengan hiu di pantai kotor sambil menatap matahari terbenam. sedikit bir tidak akan merusak tubuh mungilnya.

    ReplyDelete
  6. pasangan jago masak memang menyenangkan...sepertinya...
    tapi tidak jika hati pun dimasak olehnya dan menjadi gosong karena ia sibuk membumbui perempuan sebelah rumah...

    ReplyDelete
  7. lakilaki tidak pernah diciptakan untuk setia pada satu perempuan rusuknya banyak untuk dipinjamkan. berharap saja suka makan hati yang rasanya seperti besi. atau bumbui saja lelakimu dan makanlah dengan lahap sampai kenyang. kalau ngantuk, tidur saja duluan.

    ReplyDelete
  8. mungkin bisnis yang paling maju saat ini adalah "penyewaan rusuk".
    haaahh....tibatiba...saya berpikir....sepertinya saya frigid.

    ReplyDelete
  9. makanya aku bilang kamu tidur saja duluan. aku tahu kamu tidak akan bergairah.

    ReplyDelete
  10. sebenernya aku bergairah...
    tapi karena gak ada sparing partner, aku memilih diam.

    ReplyDelete