Wednesday, 21 November 2007

Lord Byron, where hath thou been

Di antara segala macam digresi yang kau paksakan
Hamam di 18ème arrondissement, sate onta Beduin
Harem di pabrik kertas Slough, naik tobogan macan
Sestina guru yoga, Wordsworth yang seperti Mimin
Dengan jari dan ujung rambutku aku bisa merasakan
Di balik ottava rima-mu yang mulus seperti beringin
Sebenarnya kau hanya ingin menancapkan hati
Di pucuk lilin yang menyala di kamar kosmu di Trinity.




8 comments:

  1. Byron emang gila. pemuja...apa ya. aku menonton filmnya dan berdecak, gila, ini gila. dia gila.

    ReplyDelete
  2. ah byron
    menawar buku bekasmu
    dengan kejam
    pelataran sastra ui
    lapuk, berdebu,
    bau maut mengaut

    ah puisimu
    tak paham aku
    pada dukamu
    buta dihadapan
    pedih itu

    narsis kelas berat?
    bukankah ini berkat?

    my dear poet lord
    kiss god's ass
    and deflower the sun

    ReplyDelete
  3. ah, para penulis iris, mari bergabung dan rayakan malam penuh puisi! hihihihi sok romantis banget gue!

    ReplyDelete
  4. baik edo, kelihatannya gue punya semacam obsesi atau fetish tentangmu. rata2 dalam sebulan paling tidak pasti ada satu hal yg gue tulis tanpa sadar ada elunya. danke schön herr wallad!

    ReplyDelete
  5. Ney, kalo ketemu bawa bukunya ya Ney! hehehehehe...

    ReplyDelete
  6. bahkan juan, aku habis baca don juan karena teringat namamu

    ReplyDelete
  7. and god sez:
    this here derrière little lordie
    needs lips of steel
    to rim or kiss
    thou art dismissed!

    ReplyDelete