langit2 merpati berembun. anak2 menempel dagu di pagar bandara. surfers australia berkaos bintang. belum ada orang2 berwajah melanesia. kirain bakalan udah banyak. pengen boker tapi toilet naudzubillahimindzalik. nanti aja di hotel/losmen/rumah penduduk. dvd 3 hari untuk selamanya udah keluar belum?
bima penuh kereta kuda. 'parkir khusus benhur'. charlton heston is big. angin besar. tai kuda kalau masuk mata bisa tetanus nggak ya? c u in a week.
banyak toko bernama 'arema'. 'restoran arema'. buffet. gak ada makanan yg 'khas bima'. mau cari insidal tanya ada apotik gak dekat2 sini? oh ada terus aja. jalan bisa? bisa. berapa jauh? paling dua kilo. ok, charlton. (toilet mungkin masih bisalah. tapi restoran. terlalu banyak traffic. terus terang, this town sux terus.)
bara memaksa mencari bir di kota yg katanya '99% muslim dan hanya 1% [ya iyalah mau berapa lagi you idiot] pendatang' ini. 'ada di warung yg sana. dekat apotik.' emh. tuh kan nggak ada. udah deh, it's a village, play the quaint game buddy. how can that stelivena girl afford to go to chile AND peru? FOR A WHOLE MONTH?
sepanjang bima-sape kering. seperti australia but smells like horseshit. it is horseshit. bring malaria tablets? what about a tetanus shot? (this tour guide guy i'm sure is totally dodgy. he's got weird eyes. like he's got cataracts. and it's gone to his brain. masa dia pesen kijang yg tempat duduk belakangnya hadap2an terus gue disuruh duduk di situ. BERSAMA SEMUA BACKPACKS KITA. wait for the bill from my chiro u asshole!)
di luar jendela mobil ada desa nelayan miskin, tambak hitam setengah kering berbau busuk, anak kecil main the undertaker v.the undertaker di dalamnya, jalan tanah campur apalagi kalau bukan tai kuda, oh no, it IS SAPE. mummy, why did i refuse yr bekal of mitu and antisss!
damn, aren't i clever? rumah penduduk it is. cheapskate. rumah panggung setengah di atas laut, correction, bungkus indomi, softex, kartu as. cek toilet. correction, lobang yg digergaji di lantai papan. paling tidak benar2 sudah di atas air. hmmm, begitu caranya. kamar mandi buat pipis masih di atas tanah/sampah, wc di atas air. biar bisa langsung hanyut. (tapi gak bakal kelihatan ini hitam gitu airnya.)
capek mengeluh. tempat jemur ikan di belakang rumah sebenarnya enak juga. panggung bambu seluas tiga lapangan voli. TIDAK sebau yg aku kira. semriwing amis ikan asin saja. pemandangan menjelang sunset. banyak burung gagak. burung GAGAK. teringat tony bourdain terkagum2 ttg rentetan adzan di sukabumi. kapal2 nelayan berderet sampai ke kaki langit. we're gonna be in one those mulai besok pagi jam 3. hiii. burung GAGAK.
makan malam hanya menganggu tiduran sambil menonton bintang yg muncul satu2 seperti atlit2 di upacara pembukaan olimpiade. we need a bigger stadium! wow. sabuk kabut bima sakti pun kelihatan. bintang jatuh. here's wishing for the pacific ocean.
tadi penduduk yg punya rumah itu membunuh seekor ayam putih (broiler?) dgn mengiris lehernya kemudian membiarkannya jumpalitan di pintu dapur sampai lemes. berarti nanti kalau masuk lagi ke rumah (lewat pintu dapur) harus hati2 biar gak nginjek darah. tapi tidak ada ayam di menu makan malam. hanya ikan. enak tapi walaupun sekali lagi, gak ada rasa 'bima'-nya (whatever that is, if i ever find out). ini sih sama aja dengan ikan bakar belakang sudirman. hanya jauh lebih fresh.
(oya, tadi sore sempat berkeliling sape dengan kijang. mencari tempat utk bekri. losmen mutiara? pearls are made of dirt. akhirnya, masjid al-hilal! 15 tahun tidak menginjakkan kaki ke rumah allah sekarang, assalamualaikum, toilet ada? nice shy bima boy, nanti kasih sedekah ah. teteskan air rahmat ke bak yg gelap—sudahlah—setengah berdiri, close yr eyes, think of amanjiwo.)
nice shy bima toilet boy sudah pergi, masuk ke masjid proper hanya ada mas2 tiduran bertelanjang dada (untung masih sarungan). isn't that makruh? nggak ada kotak sedekah. i live with guilt every day anyway. cabs.
di kamar 'pak haji' (sendiri, cewek2 di kamar sebelah). di atas lemari yg kosong (atau dikosongkan? pak haji suudzon!) ada koper vinyl tua berdebu. berlabel NAMA: MASLAH Bt. INGGI, NO KLOTER: 81, EMBARKASI: MATARAM, ALAMAT: DESA BUGIS KEC. SAPE KAB. BIMA INDONESIA.
tidur berkaus kaki dan bersyal ulos. TV keras di ruang tamu depan. laki2 bercakap. dinding hanya setengah, langit2 telanjang tanpa eternit. seperti ada TOA nempel di gendang telinga. ah sudahlah tinggal tiga jam ini. sebelum burung GAGAK.
dibangunkan tour guide who shall remain nameless while i'm preparing court briefs for his litigation, sikat gigi dengan aqua yang diludahkan ke satu lagi lubang di lantai dapur. seragam: sendal jepit daimatu (it's back!), celana pendek kegedean yg melorot jadi 3/4 merek bonds, kaos oblong sonic youth goo, cardigan rajutan benang katun custom made, topi nelayan merek mambo (model's own), syal martha ulos (gift from model's girlfriend).
kapal kita sepanjang pohon kelapa. atap terpal oranye dan biru. lebar cukup untuk berbaring dengan kaki lurus. kukira kita akan naik/meloncat turun dari panggung tempat jemur ikan di belakang. tapi ternyata kita keluar rumah dan jalan ke arah pelabuhan. bulan setengah. sekumpulan lelaki bersarung di dalam bus yang berhenti. burung GAGAK. auman serigala di balik bukit. oh no that was just my heart.
seratus meter sebelum pelabuhan kita belok kiri ke samping satu lagi rumah panggung. kapal menunggu di belakangnya. mungkin saat yang tepat untuk bilang burung GAGAK, eh, sayonara.
laut kemericik. aku berdiri di anjungan melihat ke depan. quicksilver membuat laut seperti loyang perak. dingin. balik ke dalam, selimutan sarung batik. antimo? don't be paranoid. times like this you wish you've signed up for twitter.
laut MENGGELORA. not funny. ninik di sebelahku minta antimo. i took two. tried to sleep. thought about amazing i shouldn't be alive! episodes starring me. how long do i have to float in the open sea before a dolphin escort me to the national geographic channel?
laut FUCKING INSANE. i'm gonna sue that guy's ass. dolphin or no dolphin.
said guy screamed out 'sunrise!' whatever. i'm all wet. bibirku terasa seperti ladang garam. mencoba bergerak tetapi rasanya seperti dipocong ketat gara2 antimo tadi. sempat menyingkap terpal sedikit utk melihat said sunrise. seperti telur muntup2 mau keluar dari pantat ayam. totally underwhelming.
bangun karena kapal berhenti. atau kakiku beku kedinginan. tapi wow. laut tenang seakan mengejek, seperti anak kecil yg pura2 bloon padahal habis ngemplang jajanan. fuck you. you are beautiful. kita di tepi sebuah pulau gersang. jangkar lepas kira2 dua metro mini dari pantai kerakal putih dengan pohon2 meranggas berdahan njelimet seperti di foto2 album band black metal. serasa di islandia tapi ada mataharinya. laut hijau gelap tapi transparan (memang aneh). nyebur. serem, karena laut begitu tenang, tapi aku tak percaya lagi padanya. kata ardin, salah satu anak buah kapal yang semuanya selalu bersembunyi di dok belakang, pulau ini yang paling angker (unk-care) di antara semuanya. namanya gili banta.
cabs setelah melongo melihat tebing berumput coklat yang menjulang di belakang pantai kerakal tadi. kosong. tidak ada manusia lain selain kita bersebelas di kapal reyot ini.
pulau tadi begitu beda dengan pulau2 di sumatra/jawa/bali/lombok bahkan sumbawa 6 jam yang lalu. christ. six hours in that kora-kora. kering kerontang. warnanya itu lho. seperti tiba-tiba lupa ijo royo-royo itu seperti apa. begitu total perubahannya. warnanya mungkin di tengah2 antara es krim mocca murahan dan you've guessed it, tai kuda kering.
i'm sort of happy. i like seeing something that doesn't look like java. even if it's the colour of horseshit.
i guess it sort of makes me feel like there's a point all these islands are strung together into one country. i don't know if it's good or bad, right or wrong. right now, with the sun shining, god forgetting to paint clouds in the electric blue sky, the air so clean i wish i can bottle it like zam zam water, everything else is horseshit.
there are actually many of these islands. big ones. small ones. we sail close to the shoreline so we can make out things. a single tree on an otherwise completely bare hillside that my girlfriend said looks like the new cover i chose for raumanen. the face of a hill that actually looks like a face because the little trees and shrubs that managed to survive in this god-forsaken climate (it's so dry!) conspire to draw two eyes, a nose and a mouth (unk-care!).
it was like this for three hours. it was like watching lord of the rings (oh no! not another magnificent wellington landscape!), i got bored and went to sleep but kept waking up and everytime i got up and looked some more at more islands that look almost exactly the same as the last one. it was like groundhog day for discovery t&l addicts. it was heaven.
just when i started to worry how on earth are they going to work out which island is komodo island, annoying tour guide guy screamed out, (he always screams) 'loh liang!' which from where we were looked like a dark patch on one end of a long stretch of white sand.
(end of batch #1)
caranya gampang: nabung 2 taun & dapet bos yg ridho. ha.
ReplyDeletepercayalah apa yang dikatakan this stelivena girl... kkkk
ReplyDelete