"Kami merasa sulit menulis dalam bahasa Indonesia. Bukannya mau gaya, tapi hanya orang-orang cerdas yang bisa menghasilkan lirik dalam bahasa Indonesia dan jadinya bagus, tidak norak, atau klise." (Goodbye Electric, area, Juli 2007, p. 12.)
what a bunch of cunts. so it assumes 2 things: one, that one doesn't have to be "orang cerdas" supaya "bisa menghasilkan lirik dalam bahasa [Inggris yang] jadinya bagus, tidak norak, atau klise" and two, that they no doubt "bisa menghasilkan lirik dalam bahasa [Inggris yang] jadinya bagus, tidak norak, atau klise." fuck you. "what about distance, around me, the distance, around you?" distance around? educate yourself, you twats. get adidas to endorse you a fuckin dictionary. or better still, shoot yourself in the head. or is that on?
(and i was obviously wrong to think it's the sole prerogative of indo selebritas and TK dian harapan toddlers to answer "merasa sulit menulis dalam bahasa indonesia", when pressed to explain why they seem to live in a parallel universe where the language consists entirely of MTV sound bites, eg, "like", "like", "like, you know". you actually just have to be a fuckwit.)
mikael, kamu sendiri nulis dalam bahasa inggris terus... ;p
ReplyDeletetau tuh....kamu sinis sekali akhir-akhir ini....lagi dapet yaaaaaaaa?? hehehheheh
ReplyDeletemikael itu gak sinis. tapi, nyinyir hahahahahahaha....tapi, tahu gak, mikael itu gak pernah menyelipkan kata 'wich is' klo ngomong, gak seperti SEMUA orang (indonesia) yg bahkan lupa klo bahasa indonesia itu punya kata 'menikah'. ayo, mik...sinis terus, eh nyinyir terus!!!
ReplyDelete