Monday, 21 May 2007

O, Y Control


Tiba-tiba aku ingin menulis tentang Banda Aceh. Tentang debu yang beterbangan, kantong plastik dingin berisi ikan, dan muadzin yang bertengkar di jalanan. Who can control what you think, man?

Tentang tiga jam di kedai kopi yang berisi pria-pria tua bersafari, seorang backpacker lokal yang ragu-ragu mencomot roti kaya dari piring plastik, dan pasangan yang menjaga jarak di bangku depan. Why control, man?

Sebenarnya banyak yang ingin kutulis long weekend ini, tentang Paris, Je T’Aime yang biasa-biasa saja kecuali cerita tentang Miranda Richardson bermantel merah dan seorang Daniel Auteuil lookalike yang,

Ingin kujelaskan padamu, itu semua karena di mataku semua aktor Prancis tampangnya seperti Daniel Auteuil. Mereka semua memang Daniel Auteuil. Tentang Wicker Man yang mengejutkan, dan 3-Iron yang,

Ingin kuteriakkan pada semua orang, puts all these nouvelle crap Indonesian movies to shame. Simple as. Tentang trailer 3 Hari Untuk Selamanya yang kampungan. Tentang Jakarta yang,

Dibanding Seoul paling tidak, masih sebuah desa yang ramah dan penuh orang. Sulit untuk menjadi sendiri di megalopolitan yang kerdil ini. Tentang pintu-pintu terkunci yang ingin kau masuki dan pintu-pintu yang kau kunci

Dan dalam hati kau mengharap, suatu hari kau akan meminta seseorang untuk membuat duplikat kuncimu di warung Stempel Ujang. Semuanya ini runtuh seperti tebing di Puncak Pass dan yang tersisa sekarang hanya

Ini, sebuah keinginan untuk mengingat tentang kota dengan jalan-jalan lebar, menahan pintu labi-labi dengan dengkul yang memar, dan berjalan-jalan sendiri di selasar pasar. Jadi untuk apa menunggu?

Apakah ada gunanya berpikir apakah ada gunanya bertanya apakah ada gunanya menulis semua ini seperti Afrizal? Dia selalu menulis tentang ikan, sesuatu yang meledak dalam badan, dan buah-buahan yang berair

Di mata pacar. Mungkin aku seharusnya mencukur habis rambutku, supaya ide-ideku bisa keluar, tidak mampat di selokan. Selokan di dalam kepalaku tentu, yang bermuara di telinga, sehingga sering becek waktu kau masukkan

Kelingkingmu ke lubangnya. Seperti itu. Mungkin benar adanya apa yang dikatakan bosku malam yang syahdu, paling tidak untukku, itu. Omonganmu terlalu sering nyebrang, dan itu hanya membuang waktu. Kalau dia salah,

Tentu sekarang halaman ini sudah penuh dengan debu yang beterbangan, kantong plastik dingin berisi ikan, dan muadzin yang bertengkar di jalanan. You need control man.






No comments:

Post a Comment