Tuesday, 19 August 2008
150 JUTA KREDO PUISI
150 juta bukanlah alat mengantarkan pengertian. Dia bukan seperti pipa yang menyalurkan lumpur. 150 juta adalah pengertian itu sendiri. Dia bebas.
Kalau diumpamakan dengan kursi, 150 juta adalah kursi itu sendiri dan bukan alat untuk duduk. Kalau diumpamakan dengan pisau, 150 juta adalah pisau itu sendiri dan bukan alat untuk memotong atau menikam.
Dalam kesehari-harian 150 juta cenderung dipergunakan sebagai alat untuk menyampaikan pengertian. Dianggap sebagai pesuruh untuk menyampaikan pengertian. Dan dilupakan kedudukannya yang merdeka sebagai pengertian.
Dalam puisi saya, saya bebaskan 150 juta dari tradisi lapuk yang membelengunya [sic] seperti kamus dan penjajahan-penjajahan lain seperti moral 150 juta yang dibebankan masyarakat pada 150 juta tertentu dengan dianggap kotor (obscene) serta penjajahan gramatika.
Bila 150 juta dibebaskan, kreatifitaspun [sic] dimungkinkan. Karena 150 juta bisa menciptakan dirinya sendiri, bermain dengan dirinya sendiri, dan menentukan kemauan dirinya sendiri. Pendadakan yang kreatif bisa timbul, karena 150 juta yang biasanya dianggap berfungsi sebagai penyalur pengertian, tiba-tiba, karena kebebasannya bisa menyungsang terhadap fungsinya. Maka timbullah hal-hal yang tak terduga sebelumnya, yang kreatif.
Dalam (penciptaan) puisi saya, 150 juta saya biarkan bebas dalam gairahnya karena telah menemukan kebebasan, 150 juta meloncat-loncat dan menari diatas kertas, mabuk dan menelanjangi dirinya sendiri, mundar-mandir dan berkali-kali menunjukkan muka dan belakangnya yang mungkin sama atau tak sama, membelah dirinya dengan bebas, menyatukan dirinya sendiri dengan yang lain untuk memperkuat dirinya, membalik atau menyungsangkan sendiri dirinya dengan bebas, saling bertentangan sendiri satu sama lainnya karena 150 juta-150 juta bebas berbuat semaunya atau bila perlu membunuh dirinya sendiri untuk menunjukkan dirinya bisa menolak dan berontak terhadap pengertian yang ingin dibebankan kepadanya.
Sebagai penyair saya hanya menjaga—sepanjang tidak mengganggu kebebasannya—agar kehadirannya yang bebas sebagai pembentuk pengertiannya sendiri, bisa mendapatkan aksentuasi yang maksimal.
Menulis puisi bagi saya adalah membebaskan 150 juta, yang berarti mengembalikan 150 juta pada awal mulanya. Pada mulanya adalah 150 JUTA.
Dan 150 juta pertama adalah mantera. Maka menulis puisi bagi saya adalah mengembalikan 150 juta kepada mantera.
Sutardji Calzoum Bakrie
Freedom Institute, 17 Agustus 150000000
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
merdekaaaa
ReplyDelete150 juta.... hm... sutardji masang porkas seharga 5.000... dan menang... hiehiehehheiehiee... selamat ya sut...
ReplyDelete150 juta.... hm... si sut masang porkas seharga 5.000... dan menang... hiehiehehheiehiee... selamat ya sut... :)
ReplyDelete(*maksudnya hengky lasut)
iki apik tenan mik
ReplyDeletehahaha... ini ketawa kecutnya orang asli sidoarjo mas...
ReplyDelete